Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Bacaan Tajwid Surat Ar-Rahman Ayat 55

Hukum Bacaan Tajwid Surat Ar-Rahman Ayat 55

Hukum Bacaan Tajwid Surat Ar-Rahman Ayat 55

Surat Ar-Rahman adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang dikenal dengan tema rahmat dan nikmat Allah. Ayat ke-55 dalam surat ini sangat terkenal dengan ungkapan "Fabi ayyi ala irabbikuma tukaththiban", yang mengingatkan manusia dan jin untuk menyadari dan mensyukuri nikmat Allah yang tak terhitung. Selain memahami maknanya, penting juga untuk membaca ayat ini dengan hukum tajwid yang tepat agar bacaan menjadi benar dan penuh makna. Artikel ini akan mengupas hukum bacaan tajwid dalam Surat Ar-Rahman ayat 55 secara mendetail.

Teks Surat Ar-Rahman Ayat 55

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Ayat ini menyiratkan pertanyaan retoris yang mengajak manusia dan jin untuk merenungkan semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Untuk membaca ayat ini dengan benar, kita perlu memahami beberapa hukum bacaan tajwid yang ada di dalamnya.

Hukum Bacaan Tajwid Surat Ar-Rahman Ayat 55

1. Mad Thabi’i

Mad Thabi’i adalah hukum bacaan yang terjadi ketika huruf berharakat fathah, kasrah, atau dhammah diikuti oleh alif, ya', atau waw. Bacaan ini dipanjangkan dua harakat.

Contoh: فَبِأَيِّ Pada kata "فَبِأَيِّ", terdapat mad thabi’i pada huruf "ا" yang diikuti oleh "ي", sehingga dibaca panjang dua harakat.

2. Idgham Bilaghunnah

Idgham Bilaghunnah adalah hukum yang terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf lam (ل) atau ra’ (ر), dan dibaca tanpa dengung.

Contoh: رَبِّكُمَا Nun sukun pada "رَبِّكُمَا" bertemu dengan "ك", yang merupakan idgham bilaghunnah.

3. Ikhfa’

Ikhfa’ adalah hukum bacaan yang terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa’, sehingga dibaca samar dengan dengung.

Contoh: تُكَذِّبَانِ Nun sukun pada "تُكَذِّبَانِ" bertemu dengan huruf "ت", sehingga dibaca ikhfa’ dengan samar dan mendengung.

4. Alif Lam Syamsiyah

Alif Lam Syamsiyah terjadi ketika alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah, yang menyebabkan "lam" tidak dibaca. Dalam hal ini, huruf pertama pada kata yang mengikutinya akan dibaca dengan jelas.

Contoh: آلَاءِ Pada kata "آلَاءِ", alif lam tidak dibaca jelas karena bertemu dengan huruf syamsiyah "ل".

5. Qalqalah

Qalqalah adalah pantulan suara yang terjadi pada huruf qalqalah (ق, ط, ب, ج, د) saat dibaca sukun atau di akhir kalimat.

Contoh: تُكَذِّبَانِ Huruf "ب" pada kata "تُكَذِّبَانِ" menjadi huruf qalqalah jika diwaqafkan.

6. Waqf Lazim

Waqf Lazim adalah hukum yang mengharuskan kita untuk berhenti pada akhir ayat untuk memberikan makna yang tepat.

Contoh: Kita sebaiknya berhenti setelah membaca "تُكَذِّبَانِ" untuk memberikan penekanan pada pertanyaan retoris yang disampaikan dalam ayat ini.

Kesimpulan

Surat Ar-Rahman ayat 55 memiliki berbagai hukum tajwid yang perlu kita perhatikan untuk menjaga keindahan dan kebenaran bacaan. Hukum-hukum seperti mad thabi’i, idgham bilaghunnah, ikhfa’, alif lam syamsiyah, qalqalah, dan waqf lazim berperan penting dalam pemahaman dan penyampaian makna ayat. Dengan memahami dan menerapkan hukum tajwid ini, kita dapat memperbaiki bacaan Al-Qur'an dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Anda dalam memahami hukum tajwid dalam Surat Ar-Rahman ayat 55. Mari terus belajar dan berusaha untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an agar semakin baik dan khusyuk.

Posting Komentar untuk "Hukum Bacaan Tajwid Surat Ar-Rahman Ayat 55"